-- sampahotax -- bukan -- otaxsampah --

Desember 12, 2011

MU dan City gagal di Liga Champions

 VOA Rabu, 7 Desember 2011

Chelsea Lolos ke Final Liga Champions, MU dan Manchester City Tersingkir

       Sungguh tragis nasib Manchester United yang tak bisa lolos ke babak selanjutnya dalam kompetisi yang paling bergengsi di seantero Eropa ini! mengingat sejarah dan tradisi serta komposisi pemain MU yang setingkat bahkan beberapa tingkat di atas tim lain di grupnya. Ini merupakan kegagalan yang paling memalukan di era Sir Alex Ferguson.

       Senasib dengan MU, sodara sekota Manchester City pun ikut-ikutan tersingkir dari grup neraka Liga Champion! meskipun memenangi pertandingan terakhir melawan Bayern munchen, namun poin yg didapat tidak mampu menyalip Napoli yang berada satu tingkat di atas Bayern Munchen. ini memalukan, Man City yang bermaterikan pemain "mahal" dan pemuncak sementara klasemen liga inggris, tak mampu membuktikan bahwa "harga" dan gaji mahal yang dikeluarkan menjamin mutu sebuah tim di Liga Champion.

       Sementara Chelsea dan Arsenal menyelamatkan muka Liga Inggris, meskipun saya menilai kualitas tim ini tak jauh lebih baik dari MU dan Man City. Chelsea yang sedang mencari bentuk permainan terbaiknya pasca ditangani pelatih baru Andrea Vilas Boas dan arsenal yang ditinggalkan para pemain bintangnya justru mampu menembus fase selanjutnya di  Liga Champion musim ini. Salut buat dua tim ini!


       Hal yang paling membuat saya terkagum-kagum adalah keberhasilan tim asal Italia Napoli yang mampu lolos dari grup neraka yang dihuni oleh tim-tim kuat Eropa  seperti Bayern Munchen, Manchester City dan Villareal. Napoli dapat dijadikan contoh buat MU dan Man City, bahwa prestasi sebuah tim tidak melulu bersumber dari kekayaan klub dan tradisi sebuah tim didalam sebuah kompetisi. Napoli adalah sebuah tim yang diisi oleh pemain-pemain yang bekerja atas nama kesetiaan kepada klub, Lavezzi, Hamsik, Cavani mereka adalah contoh pemain yang hebat, mereka tak begitu saja meninggalkan klub yang membesarkan nama mereka, mereka lebih menghargai kontrak dengan klubnya. Mungkin semua ini berbanding terbalik dengan para pemain Man City yang "mungkin" saja mereka mau membela Man City hanya karena iming-iming jutaan Euro, tidak dilatarbelakangi kecintaan terhadap sebuah Klub.

       Pentingnya nilai kecintaan para pemain terhadap klub, inilah hal yang mulai luntur dalam sepakbola. semoga mereka menyadari ini, dan menanamkan rasa cinta terhadap tim yang mereka bela sejak dari level junior.